Gus Nadir: Sangat Penting Menghindari Silang Pendapat dan Perpecahan

 
Gus Nadir: Sangat Penting Menghindari Silang Pendapat dan Perpecahan
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Kurang dari lima tahun lagi, dalam hitungan masehi, NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia ini (bahkan di dunia) akan memasuki usia 100 tahun dan memasuki abad keduanya.   

Memasuki abad keduanya itu berarti yang dihadapi adalah tantangan. Jika NU bisa sampai pada hari ini, dan sesuai dengan apa yang diinginkan, itu artinya NU berhasil melewati tantangan. Dan seterusnya berlanjut regenerasi ke regenerasi.

Dan tantangan yang dihadapi makin hari makin besar. Dan cara menghadapinya hari ini akan menentukan ke depannya.

Dan keharusan bagi NU secara keseluruhan, baik pengurus dan warga NU dalam menghadapi tantangan ini adalah merapatkan barisan dan bergandengan tangan untuk saling menjaga khittah sebagai modal awal memasuki abad kedua perjalanan NU. 

Perpecahan atau silang pendapat dengan saling sikut hanya akan melemahkan NU itu sendiri, di tubuh NU itu biasa berbeda pendapat dengan sehat. Karena itu, memasuki abad kedua NU harus dengan persatuan dan kesatuan, bukan dengan perpecahan.

Saat ini, dan ini bagian dari tantangan yang sudah dijalani, dan ini harus menjadi reflksi kita semua, yaitu banyak kiai di lingkungan NU yang wafat. Sehingga itu menandakan bahwa dicabutnya ilmu dari Allah.

Kita teringat hadis shahih riwayat Bukhori yang tercantum dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah karya KH Hasyim Asy’ari. Disebutkan bahwa Allah tidak akan mencabut ilmu yang telah diberikan begitu saja, tapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama.

Wafatnya para ulama, kiai, masyayikh, dan bahkan habaib di lingkungan NU selama pandemi Covid-19 yang berdampak sangat luar biasa ini, harus dijadikan sebagai pengingat bagi pengurus dan warga NU. 

Begitu banyak para ulama, masyayikh, dan habaib yang telah Allah wafatkan dalam kuasa dan kasih sayang Allah. Kita tentu jadi bertanya-tanya, bagaimana nasib kita sebagai santri? Ketika keilmuan dan keislaman sepeninggal para ulama di pengujung seratus tahun berdirinya NU ini.

Apakah NU akan siap menghadapi abad kedua, ketika para kiai sepuh yang paham betul apa dan bagaimana NU ternyata sudah Allah wafatkan melalui wabah ini. Karena itu bagi NU, baik pengurusnya maupun jamaahnya, sangat penting menjaga perasaan, dan menghindari silang pendapat dan perpecahan.

Oleh: Gus Nadirsyah Hosen


Editor: Daniel Simatupang