Meniti Jalan yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW

 
Meniti Jalan yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan, ada banyak pilihan jalan yang bisa kita tempuh. Jalan mana pun yang kita pilih, maka bisa kita persiapkan seribu alasan untuk membenarkannya. Ada yang memilih jalan hidup bersih, rapi, dan wangi dan ada juga yang memilih jalan hidup gembel yang anti mandi.

Ada yang memilih jalan standar seperti kebanyakan orang, ada juga yang memilih jalan terjal berliku agar tampil beda. Ada yang lebih suka menampakkan identitas keislamannya dengan berpakaian jubah, ada juga yang memilih baju kemeja dan kaos seperti orang kebanyakan. Ada yang lebih suka pakai blankon dan baju adat, ada yang berpenampilan ala dukun dan ada juga yang malah tidak pakai baju ke mana-mana.

Saya tidak sedang ingin membahas pilihan-pilihan semacam itu atau memperdebatkan alasan pelakunya. Saya hanya ingin mengajak kita merenungi jalan yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad SAW yang jelas merupakan teladan bagi semua orang.

Rasulullah dapat hidup kaya sekaya mungkin kalau mau. Sejak awal dakwahnya, beliau sudah ditawari harta berlimpah dan kursi kepemimpinan oleh pemuka Quraisy, tapi ditolak. Dalam perkembangan dakwahnya, beliau secara de facto adalah seorang raja dengan sebuah negara yang lengkap dengan pasukan perangnya, tentu bukan hal sulit untuk hidup mewah seperti selayaknya raja. Namun beliau memilih jalan hidup yang sangat sederhana, bahkan hingga dapurnya tidak mengebul beberapa hari dan istri beliau mengaku lama tak dapat memasak daging.

Rumah kediamannya hanya berupa kamar berukuran kecil di samping masjid. Pakaiannya terbuat dari bahan yang tidak halus dan tikarnya pun kasar hingga membuat bekas di kulit beliau ketika ditiduri.

Tapi untunglah beliau memilih jalan tersebut, sehingga orang-orang tidak mampu tidak kehilangan panutan dan orang-orang kaya tetaplah tidak terhinakan. Andai beliau memilih jalan hidup kaya raya, maka jalan itu akan menjadi sunnah dan dapat dibayangkan betapa terhinanya orang-orang yang ditakdirkan miskin. Betapa akan tertindasnya orang-orang lemah, yang sudah hidup melarat masih juga ditambah dengan vonis tidak dapat mengikuti jalan sunnah.

Dalam kesederhanaan hidup yang dipilihnya, beliau bisa saja meminta dan mengiba pada orang lain agar diberi bantuan atau sumbangan. Bisa juga beliau tampil mengenaskan dalam keadaan bau dan tidak rapi seperti kebanyakan orang yang hidupnya sederhana dan miskin. Tapi untunglah beliau tidak melakukan itu semua dan bahkan tidak menyukainya.

Beliau hidup sangat sederhana, tapi pantang mengiba dan bahkan melarang umatnya menjadi peminta-minta. Beliau hidup bersih, berpakaian rapi serta wangi, tampil berwibawa dan bukan sosok yang suka mengeluh akan kesulitan hidup.

Beliau tidak pernah mengirim "proposal" bantuan pada para raja lain yang dapat membuatnya turun derajat dan diremehkan. Dalam kesederhanaan hidup yang dipilihnya, beliau tampil sebagai sosok yang kuat, tegar dan tegas serta berwibawa dan terhormat. Jangan ditanya berapa banyak sumbangan beliau pada kebutuhan umat, sebab jumlahnya menyaingi aset para konglomerat. Dengan demikian, umatnya punya contoh ideal yang dapat diteladani yang mampu tampil sederhana untuk dirinya sendiri dengan tetap terhormat tapi juga tampil kaya untuk orang lain yang membutuhkan.

Rasulullah Muhammad SAW adalah Nabi paling agung yang kalau saja mau, beliau bisa berdoa meminta gunung-gunung runtuh menimpa musuh-musuh agama, atau meminta dirinya sakti mandraguna dengan seabrek mukjizat yang membuatnya tak terkalahkan di medan perang.

Para Nabi terdahulu saja ada yang bisa membelah lautan, ada yang menghidupkan orang mati, ada yang tak mempan dibakar, ada yang mempunyai pasukan jin dan dapat memerintah angin serta hewan. Tapi beliau memilih jalan menjadi manusia biasa yang dapat terluka parah saat perang, dapat patah giginya karena lemparan batu, masih butuh musyawarah untuk menentukan strategi perang dan masih butuh bantuan sahabat-sahabatnya untuk menghadapi para musuhnya.

Untunglah beliau memilih jalan sebagai orang biasa tersebut. Kalau tidak, maka apa yang dapat kita contoh sebagai orang biasa yang tidak punya mukjizat apa-apa? Dari pilihannya tersebut kita dapat memahami makna kata "semangat" dan "perjuangan".

Kalau mau, Rasulullah SAW bisa saja memilih jalan yang "tidak standar" seperti Nabi Khidir dengan membuat putusan-putusan yang nyeleneh dan kontroversial. Beliau juga bisa saja membuat model pakaian baru yang berbeda dari adat kaumnya sebagai pembeda dari seisi alam. Tapi untunglah beliau tidak melakukan itu sehingga umatnya tidak punya contoh untuk berlomba-lomba menjadi orang aneh, nyeleneh dan ekslusif.

Beliau datang dengan ajaran yang dapat diterima dalam standar nalar umum, sehingga kaidah-kaidah hukum Islam dapat menjadi landasan hukum yang universal dan berlaku sepanjang waktu. Demikian juga beliau memakai standar pakaian kaumnya yang baik-baik sehingga para pengikutnya punya contoh untuk menghargai budaya lokal yang baik-baik pula.

Begitulah secuil dari jalan hidup yang dipilih oleh Rasulullah SAW. Semoga kita diberi kemampuan untuk menirunya meskipun tidak akan sempurna. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 06 Januari 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Abdul Wahab Ahmad

Editor: Hakim


Editor: Daniel Simatupang