Sejarah Singkat Sayyidah Fatimah Az-Zahra', Pemimpin Perempuan Surga (Bagian 2)

 
Sejarah Singkat Sayyidah Fatimah Az-Zahra', Pemimpin Perempuan Surga (Bagian 2)
Sumber Gambar: Ilustrasi/Kumparan.com

Laduni.ID, Jakarta – Kenapa Sayyidah Fatimah mendapat gelar Pemimpin Wanita Surga? Sayyidah Aisyah berkata:

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَشْبَهَ سَمْتًا ، وَدَلًّا، وَهَدْيًا بِرَسُولِ اللَّهِ فِي قِيَامِهَا وَقُعُودِهَا مِنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَتْ : وَكَانَتْ إِذَا دَخَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ إِلَيْهَا، فَقَبَّلَهَا، وَأَجْلَسَهَا فِي مَجْلِسِهِ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَا قَامَتْ مِنْ مَجْلِسِهَا، فَقَبَّلَتْهُ، وَأَجْلَسَتْهُ فِي مَجْلِسِهَا.

"Tidaklah aku melihat seorang yang sikap, perangai, dan akhlaknya mirip dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam saat berdiri dan duduk melebihi Fatimah binti Rasulullah."

Sayyidah Aisyah berkata, "Jika Fatimah menemui Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, maka Nabi akan berdiri untuknya, mengecup (keningnya), dan menempatkanya di tempat duduknya. Begitupun ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menemui Fatimah, dia akan berdiri menyambutnya, mengecup (keningnya) dan menempatkannya di tempat duduknya." (HR. Tirmidzi no. 3872)

Bahkan, cara jalan Sayyidah Fatimah sangat mirip dengan cara jalan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana dinarasikan oleh Sayyidah Aisyah:

أَقْبَلَتْ فَاطِمَةُ تَمْشِي كَأَنَّ مِشْيَتَهَا مَشْيُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَرْحَبًا بِابْنَتِي. ثُمَّ أَجْلَسَهَا عَنْ يَمِينِهِ أَوْ عَنْ شِمَالِهِ .

"Fatimah datang, dia berjalan seperti cara jalannya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Nabi berkata, ‘Selamat datang putriku.’ Lantas Nabi mendudukannya di kanan atau kirinya." (HR. Bukhari no. 3623

Abu Nua'im meriwayatkan dalam Hilyahnya dari Sayyidah Aisyah beliau berkata:

"مَا رَأَيْتُ أَحَداً قَطُّ أَصْدَقَ مِنْ فَاطِمَةَ غَيْرَ أَبِيْهَا".

"Aku tidak menemukan seseorang yang lebih dari Fatimah selain ayahnya."

Suatu ketika – sebagaimana dinarasikan Abu Nu'aim dalam Hilyahnya – Anas bin Malik bercerita, bahwasannya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"مَا خَيْرٌ لِلنِّسَاءِ؟"

"Apa hal terbaik untuk wanita?"

Anas berkata, "Sungguh kami tidak tahu apa yang harus kami katakan.”

Lantas Ali pergi menemui Fatimah dan mengabarkannya tentang pertanyaan ini. Kemudian Fatimah berkata:

"فَهَلَّا قُلْتَ لَهُ: "خَيْرٌ لَهُنَّ أَنْ لَا يَرَيْنَ الرِّجَالَ وَلَا يَرَوْنَهُنَّ".

“Kenapa tidak kau katakan saja padanya, ‘Yang terbaik bagi wanita adalah tidak melihat dan dilihat oleh lelaki.’”

Kemudian Ali kembali dan mengabarkan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Lantas Nabi bertanya, "Siapa yang memberitahumu?"

Ali berkata, "Fatimah."

Lantas Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"إِنَّهَا بِضْعَةٌ مِنِّيْ".

"Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dariku."

Sayyidah Fatimah sangatlah pemalu, tak ingin melihat dan dilihat oleh lelaki, bahkan setelah wafatnya sebagaimana diriwayatkan oleh Asma' binti Umais, bahwasannya suatu ketika beliau melihat Sayyidah Fatimah bersedih dan menangis, sebagaimana disebutkan Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A'lam An-Nubala' (3/435).

Kemudian Sayyidah Fatimah berkata:

"إِنِّيْ لَأَسْتَحْيِيْ أَنْ أُخْرَجَ غَداً عَلَى الرِّجَالِ مِنْ خِلَالِهِ جِسْمِيْ".

"Aku sangat malu jika kelak aku (meninggal) dan dibawa oleh kaum lelaki sedangkan nampak lekuk tubuhku!"

Lantas Asma' berkata, "Bagaimana kalau kami membuatkan sesuatu seperti yang pernah aku lihat di Habasyah?" Lantas ia membuat keranda mayat.

Sayyidah Fatimah berkata:

"سَتَرَكِ اللهُ كَمَا سَتَرْتِنِيْ".

"Semoga Allah menutupmu, sebagaimana kau menutup auratku."

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ "

"Sesungguhnya setiap agama mempunyai akhlak yang khusus, sedangkan akhlak agama Islam adalah rasa malu." (HR. Ibnu Majah no. 4181)

Sayyidah Fatimah mempunyai julukan Az-Zahra' yang artinya adalah 'Putih' atau 'Bening', sedangkan pendapat lain menyatakan bahwasannya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menamainya Az-Zahra' karena kilau cahayanya yang sampai ke langit. Sebagaimana kilau cahaya bintang sampai ke bumi, hal ini tak lain karena kezuhudan, kewara'an dan kesungguhannya dalam beribadah.  

Kemudian beliau juga mempunyai julukan Al-Batul karena beliau mengungguli dan berbeda dari wanita di masanya dalam hal ibadah, keutamaan dan pengharapannya pada akhirat, seperti halnya Sayyidah Maryam yang juga mendapat gelar Al-Batul sebagaimana disebutkan pada hadis di atas. Pendapat lain menyatakan karena beliau tidak haid, dan hal inilah yang menjadi salah satu sebab ibadah beliau tidak pernah putus.

Selain merupakan orang paling mirip dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam segi perangai, akhlak dan kejujuran. Sayyidah Fatimah juga sangat rajin ibadah, taat pada suami dan sabar dengan kemiskinan yang melandanya. Terlebih perjuangannya di awal dakwah Islam menemani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, kemudian mendukung suaminya dalam berjihad di jalan Allah.

Lantas, bagaimana beliau tidak mendapat julukan Pemimipin Wanita Surga? Terlebih rasa malu yang sangat besar yang ada pada diri beliau yang tak lain merupakan akhlak utama dan ciri khas Islam. Semoga kita dan keluarga kita bisa meneladani Sayyidah Fatimah Az-Zahra', Aamiin.

Mukalla, 16 Jumadil Akhiroh 1443 H/19 Januari 2022
Oleh: Imam Abdullah El-Rashied, Mahasiswa Pascasarjana Hadramout University


Editor: Daniel Simatupang