Anakku Minta Bertemu Ayahnya yang Bukan Hanya di Foto

 
Anakku Minta Bertemu Ayahnya yang Bukan Hanya di Foto
Sumber Gambar: Foto Ist

Assalamu’alaikum wr wb

Perkenalkan, saya P, single mother dengan 3 anak. Akhir-akhir ini saya sedih dan sering menangis karena memikirkan permintaan anak saya yang masih 5 tahun. Suami saya sudah lama meninggal, belum lama ini si kecil sering minta ketemu ayahnya. Bukan cuma yang di foto tapi ayah yang bisa gerak. Dia bilang mau ketemu Allah aja biar bisa ketemu ayah. Saya sedih sekaligus bingung menghadapi permintaan anak saya yang masih kecil ini. Mohon bimbingan, Pak. Bagaimana saya harus menjelaskannya agar bisa diterima? Saya tambah bingung karena dia masih 5 tahun. Terima kasih sebelumnya Pak……

Wa’alaikum salam wr. wb.

Hormat saya,

P

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi kita akal untuk berpikir akan segala ciptaanNya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya terang benderang Islam dan Iman. Terima kasih banyak Ibu sudah bersedia berbagi dengan kita di sini.

Baca juga: Penasaran dengan Toxic Productivity

Saya paham dengan kondisi Anda, pasti bingung, sedih dan berbagai perasaan lainnya. Pasti perasaannya campur aduk. Di satu sisi, Anda mengalami kegundahan seperti itu namun di sisi lain, Anda harus terlihat baik-baik saja di hadapan anak dan bisa menjelaskan kepada anak. Tentu ini membuat tidak nyaman.  Ada beberapa langkah yang bisa dicoba untuk menjawab permintaan Ananda.

Pertama yang bisa dilakukan adalah menenangkan diri dulu dan menguasai emosi sehingga apa yang nantinya akan disampaikan ke anak akan tetap jernih. Anda harus benar-benar siap secara mental dulu ketika mau menjelaskan ke anak. Jangan sampai nanti pas bilang ke anak, dirimu terbawa emosi. Tentu malah bikin masalah baru pada anak.

Kedua, pilih waktu, tempat dan situasi serta kondisi yang pas. Dalam hal ini Anda yang lebih paham.

Ketiga, alihkan sementara perhatian anak ke hal lain, sehingga tidak larut emosi dan pikirannya ke ayahnya. Ini butuh waktu, jadi jangan buru-buru. Jangan salah paham dengan langkah ketiga. Sama sekali bukan untuk melupakan ayahnya. Tapi membuat jarak psikis anak ke ayah, sehingga perhatiannya tidak selalu ke ayah. Ini penting dilakukan agar bisa lebih mudah saat mau menjelaskan ke anak.

Keempat, saatnya menjelaskan kepada anak. Di sini ada banyak poin yang mesti dijelaskan, antara lain:

1. Konsep kematian
2. Kasih sayang Allah terhadap manusia baik yang mati maupun yang hidup
3. Penerimaan diri anak terhadap kematian ayah, dan terhadap kondisinya yang saat ini yatim.
4. Menjelaskan alternatif solusi ke anak tentang ayah baru. Ini rasional tapi masalahnya ada pada Anda nantinya. Anda harus siap lahir batin. Di sini Anda bisa jelaskan tentang keuntungan punya ayah baru. Selain itu di sini ada penjelasan lagi tentang konsep ayah kandung dan ayah tiri.

Baca juga: Tips Move On Setelah Dighosting

Pada langkah keempat ini jangan sekaligus sekali duduk kalau bisa, lihat situasi dan kondisi anak. Karena pasti dinamis. Anak bakal bertanya macam-macam. Kalau sekiranya Anda sudah mentok, jangan dipaksakan bahasnya. Alihkan ke pembahasan lain dan membahasnya tidak harus kaku per poin, tapi mengalir saja.

Untuk bahasa yang digunakan tentu sesuaikan dengan anak. Misalnya membahas kematian. Bisa dengan cerita-cerita hewan. Misalnya cerita asal mula dinosaurus, dari lahir, besar, punya anak, lalu mati akhirnya punah. Lalu sambungkan ke cerita manusia. Demikian juga manusia. Dulu Bunda juga punya kakek nenek, tapi sudah meninggal. Seperti itu contohnya, bisa dikembangkan sendiri.

Terus nanti cerita kasih sayang Allah...Allah memberi makan, minum dan semuanya kepada manusia dan semua makhluk… Di sini Anda bsia memberi contoh-contohnya. Termasuk yang sudah meninggal akan disayang Allah di sana. Kalau rajin sholat, nurut sama orang tua, baik sama orang dll Allah akan saying kepada kita. Ayah di sana juga disayang Allah, kayak adik juga disayang Allah. Begitu contohnya, Bu.

Selanjutnya nanti untuk masuk ke penerimaan anak terhadap kematian ayahnya bisa nyambung jika anak sudah paham tentang konsep kematian tadi. Cerita yatim, bisa mengambil cerita Rasulullah yang yatim.

Baca juga: Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam kehidupan Pasca Menikah dari Sisi Psikologis

Nanti di sini liat reaksi anak. Kalau anak sudah bisa menerima, maka poin tentang ayah baru tidak usah dibahas. Tapi kalau anak tetap ga bisa nerima  dan minta harus ketemu ayah, jelaskan alternatif nya tadi...yaitu ayah baru...Nah di sini Anda harus menyiapkan mental yang lebih kuat lagi karena begitu anak menerima, maka PR selanjutnya adalah Anda mesti cari suami baru.

Terakhir, mohonlah kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam menyampaikan dan agar anak juga diberi kemudahan dalam memahami dan menerimanya.

Mudah-mudahan ada manfaatnya ya, Bu. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Semoga masalahnya segera teratasi. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi