Ziarah Makam KH. Abdul Madjid bin Abdurrahman Pekojan (Guru Madjid)

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Makam KH. Abdul Madjid bin Abdurrahman Pekojan (Guru Madjid)
Sumber Gambar: FB Ridhwan Surya Jaya

Laduni.ID, Jakarta – KH. Abdul Madjid atau dikenal dengan Guru Madjid adalah seorang ulama besar tanah Betawi, beliau lahir di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat pada tahun 1887 M. Ayah Guru Madjid bernama KH. Abdurrahman bin Sulaiman bin Muhammad Nur bin Rahmatullah. Buyutnya bernama Rahmatullah merupakan salah satu keturunan Panegran DIponegoro yang datang dan menetap di tanah Betawi.

Guru Madjid kecil belajar ilmu agama kepada ayahnya langsung, sebelum berangkat ke Mekkah pada tahun 1897 saat berusia 10 tahun. Guru Madjid belajar di Mekkah dengan berguru kepada Syekh Mukhtar Attharid, Syekh Umar Bajunaid al-Hadrami, Syekh Ali al-Maliki, dan Syekh Sa’id al-Yamani

Di Mekkah Guru Madjid belajar ilmu fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadits, dan beberapa cabang ilmu bahasa Arab selama 20 tahun. Beliau kembali ke tanah air pada tahun 1914 dan dikenal sebagai ahli ahli tasawuf, ahli tafsir, dan ahli ilmu falak.

Sepulangnya dari tanah suci Mekkah, karena kecerdasan dan kedalaman ilmunya, Guru Madjid diminta untuk mengajar di beberapa majelis di Jakarta dan sekitarnya. Sehingga beliau sering bolak-balik dari Gang Abu dan Gang Sae Kemakmuran, Sawah Besar, Petojo, Batu Tulis, Tanjung Priok, Kramat Senen, Rawa Bangke, Jatinegara, Klender, hingga Tambun-Bekasi ke kediaman beliau di Basmol, Jakarta Barat.

Dari majelis-majelis inilah kemudian lahir ulama-ulama penerus Guru Madjid, seperti KH Abdur Razak Makmun Tegal Parang (Katib III Syuriyah PBNU tahun 1967-1971) KH Sayafi’i Hadzami Kebayoran Lama (Rois Syuriyah PBNU 1994-1999), KH Abdullah Syafi’i (pendiri As-syafi’iyah), KH Thohir Rohili (pendiri perguruan Ath-Thohiriyah), KH Najihun Kosambi, dan masih banyak lagi.

Di samping mengajar Guru Madjid juga masih menyempatkan untuk belajar kepada Habib Utsman bin Yahya, Mufti Betawi yang darinya lahir ulama-ulama besar penerus beliau. Habib Utsman dikenal sebagai ulama ahli ilmu falak, sepeninggal Habib Utsman pada 1913, Guru Madjid lah yang menggantikan sang guru kala melakukan rukyatul hilal.

Guru Madjid juga tak lupa menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan, karya beliau yaitu kitab Taqwim An-Nayyirain, kitab ilmu falak berbahasa Arab-Melayu yang menjadi rujukan hisab para perukyat hilal di Pesalo Besmol selain kitab Sullam an-Nayyirain.

Lokasi Makam

Guru Madjid wafat pada 27 Juni 1947 di usia 60 tahun. Makamnya terletak di sekitar Masjid Al-Musari’in, Kampung Basmol, Kembangan Utara, Jakarta Barat. Setiap tahunnya di pertengahan bulan Sya’ban, tidak kurang dari seribu orang menghadiri haul Guru Madjid di Masjid Al-Musari’in Basmol.

Sumber foto: FB Ridhwan Surya Jaya


Editor: Daniel Simatupang