Ziarah di Makam Guru Zuhdi, Sosok Wali bersahaja dari Banjarmasin

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam Guru Zuhdi, Sosok Wali bersahaja dari Banjarmasin
Sumber Gambar: Cumaps.net

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Ahmad Zuhdinoor atau akrab dikenal dengan nama Guru Zuhdi adalah ulama kharismatik, murah senyum, dan bersahajaini berasal Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Gaya ceramah yang adem dan menyejukkan membuat beliau sangat dikagumi oleh umat Islam di Indonesia.

Guru Zuhdi juga dikenal sebagai Kiai Nyentrik. Selain mengaji dan berdakwah yang unik, beliau juga sangat dekat dengan beberapa klub sepakbola di Kalimantan Selatan seperti Barito Putera. Guru Zuhdi juga aktif menjadi anggota pemadam kebakaran di Banjarmasin.

Beragam kisah kewalian Guru Zuhdi di antaranya dituturkan beberapa murid Guru Zuhdi saat datangnya Habib Abdullah Ba'alawy dari Yaman beberapa tahun lalu. Saat itu, Habib Abdullah Ba'alay disebut-sebut diutus langsung para wali dari Yaman untuk bersilaturahmi kepada Wali asal Kalimantan yakni Guru Zuhdi. Habib Abdullah Ba'alawy juga sempat menangis terharu ketika mengikuti pengajian malam Minggu di Masjid Jami Banjarmasin.

"Waktu itu Habib Abdullah bercerita dirinya diutus langsung ke Banjarmasin oleh para Wali dari Yaman. Para wali Yaman ini diutus langsung Kanjeng Nabi Muhammad SAW," ujar salah satu santri Guru Zuhdi pada ngopibareng.id. Wallahu a'lam. Para habib serta para wali dari beragam negara konon juga pernah sowan ke Guru Zuhdi di Banjarmasin. Mereka biasanya Sowan ke Guru Zuhdi dan selanjutnya berziarah ke makam Abah Guru Sekumpul.

Profil

Guru Zuhdi ( KH. Ahmad Zuhdinoor ) lahir pada 10 Februari 1972 di Alabio, Banjarmasin. Beliau merupakan putra dari KH. Muhammad bin Jafri dan Zahidah binti KH. Asli. Ayahnya dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin. Sedangkan kakeknya dari pihak Ibu, KH. Asli adalah tokoh ulama yang berdomisili di Alabio, Hulu Sungai Utara.

Guru-guru beliau di antaranya:
1. KH. Muhammad bin Jafri
2. KH. Asli.
3. Muallim Syukur
4. Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul).

Lokasi Makam

Guru Zuhdi ( KH. Ahmad Zuhdinoor ) wafat pada 2 Mei 2020 di usia 48 tahun karena penyakit yang dideritanya. Makam Guru Zuhdi berada di Kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin. Tepatnya berada di di samping kediamannya di belakang Masjid Jami' Banjarmasin.

Haul

Haul Guru Zuhdi ( KH. Ahmad Zuhdinoor ) diadakan pada 9 Ramadhan di tahun hijriah, haul beliau diperingati di kawasan masjid Jami' Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Guru Zuhdi ( KH. Ahmad Zuhdinoor ) banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Banjarmasin saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di belakang Masjid Jami' Banjarmasin.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Guru Zuhdi ( KH. Ahmad Zuhdinoor ), maka akan dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam kelancaran rezekinya, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya..

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Banjarmasin di antaranya:
Dodol Kandangan, Amplang Ikan, Rabuk Ikan, Ikan Seluang Goreng, Kue Rangai, Miniatur Rumah Adat, Ikan Sepat Kering, Keropok Haji Acan, Sambal Acan.

 

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan

 

 

 

 

 

 

Sumber : ngopibareng.id
                 habarkaltim.com
                      


Editor: Daniel Simatupang