Luka Batin Masa Kecil Membebaniku

 
Luka Batin Masa Kecil Membebaniku
Sumber Gambar: Foto Ist

Assalamu’alaikum wr wb.
Salam kenal mbak Nur, saya F, kelas XII di sebuah SMA di Bogor. Mbak Nur, saya ingin konsultasi tentang luka yang pernah saya alami di masa kecil saya. Bukan luka fisik yang saya alami, namun luka batin yang terus saya ingat dan  membuat saya tidak bersemangat menghadapi hari-hari saya, minder dan sensitif (mudah tersinggung).

Saat kecil saya ditelantarkan oleh kedua orang tua saya, sehingga saya harus dirawat oleh nenek saya seorang diri sampai sekarang. Saya merasa inilah penyebab luka batin saya, ditelantarkan dan diabaikan orang tua. Perasaan ini membayangi saya dan saya kuatir akan mengganggu masa depan saya. Apa yang harus saya lakukan ya mba untuk mengatasi hal ini ? Terima kasih sebelumnya.
Wassalamu’alaikum wr wb.
F di Bogor


Tanggapan :
Assalaamualaikum, Wr.Wb
Hai F yang baik, salam kenal juga ya. Mbak Nur turut prihatin dengan luka batin yang kamu rasakan, semoga setelah membaca tanggapan dari Mbak Nur dapat memberikan pencerahan untuk kamu. Perlu F ketahui, luka batin yang dibawa sejak kecil bisa memberikan pada perkembangan mental seseorang sehingga menjadi gampang cemas, menutup diri, kesulitan dalam menjalin hubungan atau berkomitmen, merasa tidak berharga dan memiliki trust issue atau trauma.

Baca juga: Depresi Terhadap Kematian Orang Terkasih

Hal ini di kemudian hari membuat kemampuannya bersosialisasi menjadi kurang berkembang. Penyebab luka batin di masa kecil ini biasanya karena ditinggalkan atau ditelantarkan, pembulian, penolakan lingkungan pada dirinya dan pengkhianatan. Nah pada kasus yang F alami ini, kemungkinan karena ditinggalkan oleh orang tua atau merasa ditelantarkan oleh orang tua saat F masih kecil. Tetapi, F tidak menceritakan lebih jauh mengapa orang tuamu meninggalkanmu pada saat masih kecil, apakah mereka pergi bekerja dan merantau atau dikarenakan hal lain. Mungkin F bisa menanyakan penyebabnya pada nenek, walau apapun penyebabnya tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memberikanmu perhatian apalagi sampai menelantarkanmu namun setidaknya mengurangi rasa ketidaksukaanmu pada mereka.

Nah setelah memahami dampak dari Inner child yang terluka, kita akan membahas bagaimana cara mengatasinya. Simak ya tips – tips mengatasi inner child yang terluka berikut ini :
1. Menyadari dan menerima adanya luka di inner child
Sadari bahwa memang inner child kita terluka saat kita kecil, terima hal itu sebagai bagian dalam dirimu. Tanamkan bahwa inner child yang terluka tidak menghalangimu untuk berkembang dan jadikanlah pelajaran.

2. Dengarkan inner child kita
Setelah menyadari dan memahami keberadaan inner child kita, dengarkan perasaan yang datang karena perasaan itulah yang membutuhkan perhatian.

3. Sayangi inner child kita
Setelah kita memahami apa yang dibutuhkan perasaan kita, maka sayangi inner child kita dan berikan perhatian khusus pada inner child kita. Misalnya perasaan telantar/diabaikan maka berikan perhatian pada diri kita sendiri, berjuanglah untuk kebahagiaanmu dan orang yang berjasa padamu. Jangan wariskan inner child yang terluka pada anak keturunan kita kelak.

Baca juga: Happy di Depan Umum, Cemas dan Gelisah Kala Sendiri

4. Menulis
Menulis dapat menjadi pelampiasan emosi dengan cara yang positif. Ingat kembali peristiwa yang menyebabkan inner child kita terluka, dan berikan sudut pandang diri sendiri sebagai orang yang telah dewasa. Hal ini dapat membantu pola – pola yang terjadi dalam kehidupan yang ingin kita ubah menjadi lebih baik.

5. Konsultasi dengan ahli
Apabila inner child yang terluka memberikan dampak yang berat, sebaiknya segera menghubungi psikolog agar dapat dibantu untuk menemukan akar permasalahan dan memberikan navigasi gejolak emosi. Selain itu psikolog dapat membantu kita mempelajari strategi yang berguna untuk menyembuhkan inner child yang terluka.
Semoga dapat membantu ya. Ingat, kita tidak bisa mengubah masa lalu tetapi kita masih memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik. Tetap semangat ya.

Wassalaamualaikum, Wr.Wb


Salam Hormat
Nur Chasanah, S. Psi
Pengampu Konsultasi Remaja siap Nikah Usia 25 Tahun