Biografi Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)

 
Biografi Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Daftar Isi Biografi Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)

  1. Kelahiran
  2. Keluarga
  3. Pendidikan
  4. Mendirikan Pesantren
  5. Mendirikan Lembaga Pendidikan
  6. Mursyid Thoriqah Qadiriyyah
  7. Sosok yang Zuhud
  8. Pelopor Pemberdayaan Ekonomi
  9. Melawan PKI
  10. Karomah-Karomah
  11. Chart Silsilah Sanad
  12. Referensi

1. Kelahiran

Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin atau yang kerap disapa dengan panggilan Abah Anom lahir 1 Januari 1915 di Suryalaya, Tasikmalaya. Beliau merupakan anak kelima dari Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad, atau Abah Sepuh, pendiri Pesantren Suryalaya. Sebuah pesantren tasawuf yang khusus mengajarkan Thariqoh Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah (TQN).

2. Wafat

Abah Anom wafat pada tanggal 5 September 2011 di Tasikmalaya dalam usia 96 tahun.

3. Pendidikan

Pada usia 8 tahun, Abah Anom memulai pendidikannya dengan belajar di sekolah dasar (Vervooleg school) di Ciamis. Lima tahun kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah di kota yang sama. Usai tamat Tsanawiyah, barulah beliau belajar ilmu agama Islam secara lebih khusus di berbagai pesantren. Beliau keluar masuk di berbagai macam pesantren yang ada di sekitar Jawa Barat, seperti Pesantren Cicariang dan Pesantren Jambudwipa di Cianjur dalam rangka mendalami ilmu-ilmu alat dan ushuluddin.

Sedangkan di Pesantren Cireungas, beliau belajar ilmu pencak silat. Minatnya untuk belajar silat diperdalam ke Pesantren Citengah yang dipimpin oleh Haji Djunaedi yang terkenal ahli alat, jago silat dan ahli hikmah. Kegemarannya menuntut ilmu menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai macam ilmu keislaman pada usia relatif muda yakni 18 tahun.

Didukung dengan ketertarikannya pada dunia pesantren, akhirnya hal ini mendorong ayahnya yang merupakan Mursyid Thoriqot Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) untuk mengajarinya dzikir TQN. Sehingga beliau pun menjadi wakil talqin ayahnya pada usia relatif muda. Mungkin sejak itulah, beliau akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Abah Anom.

4. Mendirikan Pesantren

Abah Anom memiliki landasan teoritis yang kuat untuk merumuskan metode penyembuhan ruhani, semuanya ada dalam nama pesantren itu sendiri, yaitu "Inabah". Abah Anom menjadikan "Inabah" tidak hanya sekedar nama bagi pesantrennya, tapi lebih dari itu, hal itu adalah landasan teoritis untuk membebaskan pasien dari gangguan kejiwaan karena ketergantungan terhadap obat-obat terlarang.

Dalam kacamata tasawuf, "Inabah" adalah nama sebuah peringkat ruhani (maqam) yang harus dilalui seorang sufi dalam perjalanan ruhani menuju Allah SWT.

“Salah satu hasil dari muraqabatullah adalah Al-Inabah yang maknanya kembali dari maksiat menuju kepada ketaatan kepada Allah SWT karena merasa malu ‘melihat’ Allah,” jelas Abah yang merujuk pada Kitab Thoharat Al-Qulub.

Dalam teori Inabah, untuk menancapkan iman dalam qalbu, tak ada cara lain kecuali dengan dzikir la ilaha ilallah, cara ini dikalangan TQN disebut talqin. Demikian juga dalam mensikapi mereka yang dirawat di pesantren Inabah. Mereka harus diberikan ‘pedang’ untuk menghalau musuh-musuh didalam hati mereka, pedang itu adalah dzikrullah. Orang-orang yang dirawat di Inabah diperlakukan seperti orang yang terkena penyakit hati, yang terjebak dalam kesulitan, kebingungan dan kesedihan. Mereka telah dilalaikan dan disesatkan setan sehingga tak mampu lagi berdzikir pada-Nya. Ibarat orang yang tak memiliki senjata lagi menghadapi musuh-musuhnya. Walhasil, obat untuk mereka adalah dzikir.

Shalat adalah salah satu bentuk dzikir. Menurut pandangan Abah Anom, para pasien itu belum dapat shalat karena masih dalam keadaan mabuk (sukara), karena itu langkah awalnya adalah menyadarkan mereka dari keadaan mabuk dengan mandi junub. Apalagi sifat pemabuk adalah ghadab (pemarah), yang merupakan perbuatan setan yang terbuat dari api. Obatnya tiada lain kecuali air. Jadi, selain dzikir dan shalat, untuk menyembuhkan para pasien itu digunakan metode wudhu dan mandi junub.

Perpaduan kedua metode itu sampai kini tetap digunakan Abah Anom untuk mengobati para pasiennya dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dan cukup berhasil. Buktinya, cabang Inabah tak hanya di Indonesia, di Singapura langsung berdiri sebuah cabang dan Malaysia dua buah cabang. Belum lagi tamu-tamu yang mengalir dari berbagai benua seperti Afrika, Eropa dan Amerika.

5. Mendirikan Lembaga Pendidikan

Pada tahun 1977 Abah Anom mendirikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, sampai pendirian Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah pada tahun 1986.

6. Mursyid Thariqoh Qadiriyyah

Abah Anom resmi menjadi mursyid (pembimbing) Thariqoh Qadiriyyah Naqsabandiyah (TQN) di Pesantren tasawuf itu sejak tahun 1950. Sebuah masa yang rawan dengan berbagai kekerasan bersenjata antar berbagai kelompok yang ada di masyarakat, terutama antara DI/TII melawan TNI. “Tasawuf tidak hanya produk asli Islam, tapi ia telah berhasil mengembalikan umat Islam kepada keaslian agamanya pada kurun-kurun tertentu,” tegas Abah Anom, tentang eksistensi tasawuf dalam ajaran Islam. Tasawuf yang dipahami Abah Anom, bukanlah kebanyakan tasawuf yang cenderung mengabaikan syariat karena mengutamakan dzauq (rasa).

Menurutnya, sufi dan pengamal tarekat tidak boleh meninggalkan ilmu syariat atau ilmu fiqih. Bahkan, menurutnya lagi, ilmu syariat adalah jalan menuju ma’rifat.

Abah Anom adalah sosok sebagaimana lazimnya seorang sufi, beliau tak ingin terkenal. “Beliau amat sulit untuk diwawancarai wartawan, karena beliau tak ingin dikenal orang,” ungkap Ustadz Wahfiudin, mubaligh Jakarta yang menjadi salah seorang muridnya.

Kendati demikian, Abah Anom bukanlah sosok sufi yang lari ke hutan-hutan dan gunung-gunung, seperti legenda sufi yang sering mampir ke telinga kita. Yang hidup untuk dirinya sendiri, dan menuding masyarakat sebagai musuh yang menghalangi dirinya dari Allah SWT. Berbeda dengan Abah Anom, beliau sangat akrab dengan berbagai medan kehidupan, mulai dari pertanian sampai pertempuran melawan musuh negara juga.

7. Sosok yanga Zuhud

Kiprahnya yang utuh diberbagai bidang kehidupan manusia, ternyata berawal dari pemahamannya tentang makna zuhud. Jika kebanyakan kaum sufi berpendapat zuhud adalah meninggalkan dunia, yang berdampak pada kemunduran umat Islam. Maka menurut pendapat Abah Anom, beliau pernah mengatakan, “Zuhud adalah qasr al-amal artinya, pendek angan-angan, tidak banyak mengkhayal dan bersikap realistis. Jadi zuhud bukan berarti makan ala kadarnya dan berpakaian compang camping.” Abah Anom merujuk pada Surat An-Nur ayat 37 yang berarti, “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan shalat, (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati menjadi guncang.”

Jadi, menurut beliau seorang yang zuhud adalah orang yang mampu mengendalikan harta kekayaannya untuk menjadi pelayannya, sedangkan ia sendiri dapat berkhidmat kepada Allah SWT semata. Atau seperti dikatakan Syaikh Abdul Qadir Jailani, “Dudukkanlah dirimu bersama kehidupan duniawi, sedangkan qalbumu bersama kehidupan akhirat, dan rasamu bersama Rabbmu.”

8. Pelopor Pemberdayaan Ekonomi

Pada tahun 50 sampai 60-an kondisi perekonomian rakyat amat mengkhawatirkan. Abah Anom turun sebagai pelopor pemberdayaan ekonomi umat. Beliau aktif membangun irigasi untuk mengatur pertanian, juga pembangunan kincir angin untuk pembangkit tenaga listrik. Bahkan, Abah Anom membuat semacam program swasembada beras di kalangan masyarakat Jawa Barat untuk mengantisipasi krisis pangan. Aktivitas ini telah memaksa Menteri Kesejahteraan Rakyat Suprayogi dan Jendral A. H. Nasution untuk berkunjung dan meninjau aktifitas itu di Pesantren "Suryalaya".

9. Melawan PKI

Ketika pemberontakan PKI meletus (1965), beliau bersama para santrinya melakukan perlawanan bersenjata. Bahkan tidak hanya sampai di situ, Abah Anom membuat program “rehabilitasi ruhani” bagi para mantan PKI. Tak heran, jika Abah mendapat berbagai penghargaan dari Jawatan Rohani Islam Kodam VI Siliwangi, Gubernur Jawa Barat dan instansi lainnya.

10. Karomah-karomah

Membaca Pikiran

Menurut seorang kiyai bernama KH.Tohir yang sedang menimba ilmu di salah satu pesantren di kotanya. Konon Sang Guru yang mengajarkan ilmu di pesantrennya tersebut melarang Kiyai Tohir untuk tidak menemui seorang kiyai besar yang tinggal di Suryalaya bernama Abah Anom, apalagi berguru kepadanya. Namun, setelah melalui penelusuran dan pembelajaran ilmu tasawuf yang diajarkan di Pesantren "Suryalaya", akhirnya Kiyai Tohir meminta kepada Abah Anom agar dibaiat atau ditalqin dzikir (diajarkan dzikir Thoriqoh). Namun, tentu saja dalam benak Kiyai Tohir, kunjungannya ke Abah Anom yang tanpa sepengatahuan gurunya itu akan membuat murka di pesantren di kotanya.

Apalagi, setelah ditalqin dzikir (pengajaran dzikir thariqoh) ada suatu amanat dari Abah Anom yakni ucapan salam yang harus disampaikan kepada guru di pesantrennya. Ketika Kiyai Tohir sedang duduk menunggu shalat berjamaah di Masjid Nurul Asror di Kompleks Pesantren Suryalaya, sebelum kembali bertolak ke kampung halamannya, pikirannya terus berkecamuk tidak bisa tenang. Ketika dalam benaknya terbersit bagaimana wajah murka gurunya yang sedang memarahinya habis-habisan karena ketidaktaatannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dengan sorban dan berkata, “Tong sok goreng sangka kabatur, komo ka guru soranganmah, boa teuing teu kitu!" Bila diterjemah dalam Bahasa Indonesia artinya adalah, "Jangan selalu berburuk sangka terhadap orang lain, apalagi terhadap guru sendiri, belum tentu seperti itu." Kiyai Thohir begitu kaget ternyata yang menepuk pundak dan membaca pikirannya itu adalah guru ruhaninya yang baru, yaitu Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin r.a. (Abah Anom).

Dari kejadian itu Kiyai Thohir mendapatkan pelajaran yang berharga bahwa seorang guru ruhani Mursyid Thariqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah bisa mengetahui hati murid-muridnya di manapun mereka berada. Mursyid akan terus mengawasi dan membimbing hati murid-muridnya agar hati selalu menuju Allah. Sepulang dari Pesantren Suryalaya dan kembali ke pesantren di kampungnya, Kiyai Thohir menyampaikan amanat salam dari Mursyid TQN, Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin r.a. kepada gurunya.

Dan ternyata, diluar dugaan, kiyainya yang di pesantren itu malah memuji Abah Anom bahkan Kiyai Thohir sebagai salah satu murid kesayangannya itu dianjurkan untuk menjalankan ajaran yang dibawa oleh Abah Anom sebagai pewaris para Nabi. Selanjutnya, Kiayi Thohir mengabdikan diri sepenuhnya kepada Abah Anom dan mengamalkan ajaran yang telah diajarkannya. Dan akhirnya, Kiyai Thohir dipercaya menjadi salah satu wakil talqin, yaitu orang yang diizinkan untuk mengajarkan atau mengijazahkan dzikir Thariqoh kepada orang yang membutuhkannya.

Cerita ini diambil dari ceramahnya KH. M. Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul atau Ajengan Gaos salah satu wakil talqin Thariqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.

Zina, Asal jangan dihadapan Abah

Diceritakan ada seorang pemuda yang hobinya melacur, pemuda tersebut berniat untuk berhenti dari pebuatannya yang tercela. Sudah berbagai cara dilakukan untuk menghentikannya itu tidak membuat minat lacurnya berhenti. Padahal, pelaksanaan amalan ibadah yang “super ketat” atas petunjuk dari para kiyai yang pernah dikunjungi dari berbagai daerah manapun belum berhasil. Jadi, Sudah tidak asing lagi baginya riyadhoh (latihan) seperti puasa, dzikir dan shalat, baik yang sifatnya wajib maupun sunnah dan amalan lainnya.

Dalam keadaan kondisi jiwa yang begitu kritis, datanglah pemuda itu ke Pondok Pesantren Suryalaya untuk menemui seorang Waliyullah yaitu Abah Anom dan menceritakan maksud kedatangannya. Abah Anom berkata, “Tidak apa-apa, asal jangan dilakukan didepan Abah.” 

Setelah itu, pemuda yang hobi “jajan” perempuan ditalqin dzikir TQN untuk diamalkan. Seperti biasa pemuda tersebut datang ke hotel yang telah dipesan untuk melaksanakan hasrat nafsunya “meniduri” wanita pelacur.

Setelah siap-siap semuanya, terbersit dalam jiwanya akan bayangan wajah Abah Anom, “Asal jangan dihadapan Abah!” pemuda itu terkejut dan gelisah, dengan segera meninggalkan hotel. Gagallah keinginan nafsunya. Dihari yang lain, pemuda itu datang lagi ke hotel untuk melaksanakan hasrat nafsunya yang tidak terbendung. Namun, disaat detik-detik akan melaksanakan maksiat, muncullah kembali wajah Abah Anom, “Tidak apa-apa, asal jangan dihadapan Abah.” Pemuda itu kembali mengurungkan niatnya dan kembali pulang. Kejadian itu terus terulang selalu melihat bayangan wajah Abah Anom disaat-saat akan melakukan maksiat dengan pelacur.

Akhirnya, dengan kejadian itu pemuda tersebut menghentikan dari hobinya melacur untuk selamanya dan menjadi pengamal Thariqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Sesungguhnya kejadian itu suatu anugerah dari Allah untuk hamba yang dicintai dengan perantara seorang Mursyid sebagai pilihan-Nya. Subhanallah! Bayangan wajah Mursyid itu adalah sebagai burhana robbihi (cahaya/ tanda dari Allah) yang membawa berkah terhadap pemuda tersebut. Kita teringat akan kisah salah satu utusan Allah yaitu Nabi Yusuf a.s. yang ditolong Allah ketika akan terjadi maksiat dengan Siti Zulaikha.

Dalam Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 24 dijelaskan, yang artinya, “Sesungguhnya wanita itu telah bemaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu (Zulaikha) andaikata tidak melihat burhana robbihi yaitu tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS: Yusuf 24) Dalam ayat ini terdapat perkataan Allah, “Burhana Rabbihi”. Menurut perkataan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, juz II / 474 dijelaskan bahwa maksud “Burhaana Rabbihi” yang terlihat oleh Yusuf, terdapat beberapa pendapat sebagaimana berikut;

Menurut sahabat Abdullah bin Abbas, Said, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Muhamad bin Sirin, Hasan, Qatadah, Ibnu Sholeh, Dlohah, Muhammad bin Ishaq dan lain-lain, menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah ketika Yusuf melihat bayangan ayahnya (Ya’qub), rupanya, bentuknya seakan-akan ayahnya marah-marah. Dan menurut sebagian riwayat bayangan ayahnya memukul dada Yusuf.

Sedangkan Al-‘Aufi berpendapat dari Ibnu Abbas, bahwa maksud perkataan itu ialah Yusuf teringat kepada bayangan wajah suami Zulaikha yaitu Raja Qithfir yang seolah-olah ada di rumah dan mengetahui apa yang akan diperbuat Yusuf. Demikian juga Muhammad bin Ishaq berpendapat yang sama. (Tafsir Ibnu Katsir, II / 474).

Doa untuk Kesembuhan Istri

KH. Maksum memiliki seorang istri yang sedang mengandung. Menurut vonis dokter, istri kiyai tersebut bukanlah kehamilan normal yang biasanya terjadi pada seorang wanita. Namun istri KH. Maksum di vonis menderita kanker dan harus segera dioperasi. Sang kiyai akhirnya datang ke Suryalaya ingin bertemu Pangersa Abah Anom untuk meminta doa beliau agar istrinya diberi kelancaran saat operasinya nanti. Ketika Kiyai Maksum mengutarakan maksudnya tersebut, Abah Anom hanya berkata, “Heug, sing jadi jelema”, dalam Bahasa Indonesia, "Iya, jadi manusia", maksudnya adalah semoga kandungan istri Kiyai Maksum menjadi manusia dengan izin Allah.

Dan ternyata baru saja istri Kiyai Maksum satu langkah keluar dari rumah Pangersa Abah, dia merasakan gerakan-gerakan dalam rahimnya itu, subhanallah. Kontan saja istri Kiyai Maksum kaget, dan langsung memeriksakan dirinya ke Dokter. Lalu apa kata Dokter? Subhanallah, Dokter pun sama terkejutnya dengan pasangan suami istri Kiyai Maksum tersebut. Allahu Akbar, kun fayakun, dengan izin-Nya melalui doa Kekasih-Nya, daging jadi yang asalnya akan diangkat tersebut, ternyata berubah menjadi sesosok manusia kecil yang menggemaskan berjenis kelamin laki-laki.

Ya, ternyata setelah dioperasi daging itu jadi berubah menjadi seorang bayi, yang diberi nama Sufi Firdaus. Idos panggilan anak ini, hingga saat ini masih hidup dan mengabdikan dirinya untuk menjadi murid Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom). 

Burung Cendrawasih Berbulu Indah

Suatu hari, kiyai tersebut memiliki rencana untuk menguji karomah Abah Anom dengan kesaktian yang dimilikinya. Kiyai tersebut datang ke Pondok Pesantren Suryalaya dengan satu bus yang membawa 70 santrinya. Semua santri disebar di sekitar Pesantren Suryalaya, setelah kiyai itu masuk ke halaman Abah Anom, tidak disangka Abah Anom sudah berada di depan madrasah dan menyuruh kiyai untuk masuk ke Madrasah Abah Anom bersama 70 santrinya yang telah disebar. Kiyai tersebut merasa kaget akan kasyaf (penglihatan batin)nya Mursyid TQN.

Abah Anom meminta kiyai tersebut dan para santrinya untuk makan dahulu yang telah beliau sediakan di madrasah. Di dalam madrasah, kiyai memuji Abah Anom tentang pesantren beliau yang sangat luas nan indah, tetapi dibumbui kritik secara halus tentang kekurangan pesantrennya, yaitu tidak adanya burung cendrawasih, burung yang terkenal akan bulunya yang indah. Beliau hanya tersenyum dan menimpalinya dengan jawaban yang singkat, “Tentu saja kiyai”. Suatu hal tejadi di luar jangkauan akal, setelah jawaban itu burung cendrawasih yang berbulu indah melayang-layang di dalam madrasah dan sesekali hinggap. Kejadian itu membuat terpesona kiyai tadi akan karomah yang dimiliki Abah Anom dan kiyai itu pun diam seribu bahasa.

Nasi Yang Tak Kunjung Habis

Hal di luar kebiasaan kembali terjadi. Masih berkenaan dengan seorang kiyai yang datang ke Abah Anom hanya untuk menguji. Ternyata terjadi kembali, suatu hal ajaib. Ketika makan bersama dengan para santri yang 70 itu, nasi yang disediakan oleh Abah Anom dalam bakul kecil itu tidak pernah habis, sampai semuanya kebagian pun masih tersisa. Kejadian ini membuat takjub seorang kiyai yang datang bersama para santrinya itu. Semuanya tidak lepas atas kehendak-Nya. Apalah yang tidak mungkin, jika Allah telah menghendaki sesuatu terjadi untuk kekasih-Nya. 

Tenaga Dalam

Cerita masih berlanjut, kiyai tadi masih penasaran dan tidak mau kalah begitu saja. Setelah makan kiyai tersebut meminta kepada Abah Anom untuk mengangkat kopyah atau peci yang telah “diisi“, yang sebelumnya dicoba oleh para santrinya tidak terangkat sedikitpun.

Subhanallah! Hanya dengan tepukan tangan Abah Anom ke lantai kopyah itu melayang-layang. Selanjutnya kiyai tersebut mengeluarkan batu yang telah disediakan sebelumnya, dan batu itu dipukul dengan “kekuatan” tangannya sendiri sehingga terbelah menjadi dua, sedangkan belahannya diberikan kepada Abah Anom. Lalu kiyai itu meminta kepada Abah Anom untuk memukulnya sebagaimana yang telah dicontohkannya. Abah Anom mengatakan kepada kiyai itu, “Abah tidak bisa apa-apa, tapi baiklah.” Akhirnya batu itu diusap oleh tangan Abah Anom dan berubah menjadi air, subhanallah!

Buah Kelapa Berisi Ikan

Kiyai tadi menguji lagi karomah Abah Anom dengan kelapa yang telah dibawa santri dari daerahnya. Kiyai tersebut meminta yang aneh-aneh kepada Abah Anom agar isi dalam kelapa tersebut ada ikan yang memiliki sifat dan bentuk tertentu. Dengan tawadhu'nya Abah Anom menjawab, “Masya Allah, kenapa permintaan kiyai ke Abah berlebihan? Abah tidak bisa apa-apa." Lalu Abah Anom berkata, “Baiklah kalau begitu, kita memohon kepada Allah. Mudah-mudahan Allah mengabulkan kita.” Setelah berdoa, beliau menyuruh kelapa itu untuk dibelah dua, dan dengan izin Allah di dalam kelapa itu ada ikan yang sesuai dengan permintaan sang kiyai. Subhanalllah!

Ketapel dan Burung Putih

Selanjutnya, entah darimana datangnya di tangan Abah Anom sudah ada ketepel, dan ketepel itu diarahkan atau ditembakan kelangit-langit madrasah. Sungguh di luar jangkauan akal, muncul dari langit-langit burung putih yang jatuh di hadapan kiyai dan Abah Anom. Setelah kejadian itu, kiyai menangis dipangkuan Abah Anom dan akhirnya memohon kepada Abah Anom untuk diangkat menjadi muridnya. Lalu kiyai itu ditalqin dzikir TQN, setelah ditalqin kiyai menangis dipangkuan Abah Anom sampai tertidur. Anehnya, Bangun dari tidur sudah berada di masjid. Subhanallah!

Bunga Segar di atas Makam

Abdul telah tiada. Bunga di atas kuburan Abdul yang terletak di area kuburan blok Nyongklang Selajambe, Kab. Kuningan tampak masih segar sekalipun sudah tiga hari terpanggang panas terik matahari. Begitu pula gundukan tanah merah tampak terlihat masih basah padahal kuburan sekelilingnya sudah kering bahkan terlihat retak-retak akibat kemarau berkepanjangan. Sepintas, tak ada yang istimewa pada kuburan tersebut. Sama saja seperti kuburan yang lainnya. Namun sesuatu yang beda akan terasa di sana. Wangi bunga akan tercium manakala orang melewati kuburan tersebut.

Tapi, siapakah gerangan yang “tertidur” di dalam sana? Berikut ini adalah kisahnya. Adalah Abdul, seorang laki-laki yang 3 atau 4 tahun usianya dihabiskan dalam lembah kemaksiatan. Di kota Metropolitan, Abdul menjelma menjadi bajingan yang Super Haram Jadah. Ia adalah jagoan yang tak pernah kenal rasa takut. Bagi sesama penjahat, Abdul adalah momok yang menakutkan. Bagi polisi lelaki yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato wanita telanjang itu merupakan sosok penjahat yang super licin yang sulit ditangkap karena kepandaiannya menggunakan jampi-jampi sehingga mampu berkelit dari kejaran aparat. Kapanpun dan dimanapun, perbuatan maksiat tak pernah ia lewatkan.

Hingga suatu malam di Bulan November 2005. Niat jahatnya muncul kembali ketika melihat seorang penumpang wanita sendirian di mobil omprengan daerah Plumpang, Jakarta Utara. Bersama dua orang temannya, ditodongkannya pisau ke arah sopir dan kernet yang tidak berdaya menghadapi ancaman tersebut. Keduanya lalu diikat, lalu Abdul cs, membawa kendaraan tersebut ke salah satu tempat di Bogor yang sudah mereka persiapkan sebelumnnya. Sesampainya di tempat, Abdul cs, bermaksud untuk memperkosa wanita cantik tersebut. Dengan cara paksaan, wanita itu -sebut saja Sinta- diminta untuk melayani nafsu binatangnya. Namun Sinta berupaya sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari bahaya sambil berteriak, “Abah, Abah, Abah, tolong saya!” Subhanallah, atas kehendak-Nya, di saat Abdul akan melampiaskan nafsu kebinatangannya, tiba-tiba saja “burung” miliknya mendadak terkulai lemas dan ia merasakan kesakitan yang luar biasa.

Begitu juga kedua temannya yang akan memperkosa Sinta mengalami hal serupa. Dalam keadaan seperti itu, Sinta langsung melarikan diri. Setelah kejadian tersebut, Abdul CS mengalami nasib naas. Kemaluannya membengkak dan tiga bulan kemudian, dua orang temannya mati mengenaskan akibat “burung”nya membesar. Untunglah, Abdul cepat sadar. Ia tahu, bahwa peristiwa tersebut merupakan hukuman dari Allah atas dosa-dosa mereka yang telah perbuat. Lalu, ia menemui salah seorang temannya yang sudah terlebih dahulu insyaf dan bertaubat.

Setelah diutarakan maksud dan kedatangannya, teman Abdul tersebut membawanya ke salah satu majelis dzikir dan kemudian bertaubat. Melalui kiayi yang menuntunnya, ia pun tahu bahwa taubat tidak berarti harus menghilangkan seluruh tato yang ada ditubuhnya. Dengan semangat yang kuat dan tekad yang membaja, Abdul pun mendapatkan talqin dzikir dan mengamalkan semua amaliyahnya, seperti khataman, meskipun dia baca dengan bantuan huruf latinnya. Teman-teman seprofesi dulu di Jakarta banyak yang ia temui dan membuatnya khawatir, sehingga dia memutuskan untuk hijrah dari Jakarta ke kampung halamannya, takut jika niat jahatnya kembali muncul.

Di kampung halamannya, masyarakat tidak begitu saja bisa langsung menerimanya, malah menaruh rasa curiga bahkan tak jarang kata-kata pedas sering dilontarkan kepadanya. Berbekal tanbih dan dzikrullah, ia tetap tersenyum dan berbaik budi. Sehingga akhirnya masyarakatpun dapat menerima, bahwa Abdul telah kembali ke jalan yang lurus.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia menjadi buruh tani dan pekerjaan serabutan lainnya hanya untuk sesuap nasi, sehingga tetap bisa melaksanakan amaliyah dzikrullah seperti yang pernah didapatkannya di Jakarta. Hingga akhirnya, pada hari Jumat di tahun 2006 selepas Subuh, ia dipanggil kembali oleh Allah dalam posisi tawajjuh. Masya Allah.

11. Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad murid Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) dapat dilihat di sini.

12. Referensi

Diolah dan dikembangkan dari berbagai sumber yang mendukung.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 24 Agustus 2022, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa tanggal 05 September 2023.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya