Kamis, 2 Januari 2025 Tanggal 14 Februari 1997 Drs. KH. Mahrus Amin dan Hj. Suniyati Abdul Manaf mendirikan Pondok...
Kamis, 2 Januari 2025 Pesantren Pondok pesantren salafiyyah Nurush Shobah didirikan pada tahun 1990 oleh Al Mukarom KH....
Selasa, 31 Desember 2024 Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Nurul Furqon didirikan oleh KH. Chusaini Al-Hafidz pada...
Selasa, 31 Desember 2024 Berawal dari semangat untuk terus berkhidmah melayani umat, Yayasan Pendidikan Islam...
Senin, 30 Desember 2024 Pondok Pesantren Salafiyyah Nurudh Dholam didirikan pada tahun 1966 oleh KH. Anwar Siroj. Pondok...
Sabtu, 28 Desember 2024 Pondok Pesantren Miftahul Jannah merupakan salah satu dari lembaga pendidikan islam tradisional...
Jumat, 27 Desember 2024 Pesantren Nurul Huda Cikandri, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat
Kamis, 26 Desember 2024 Pada tanggal 17 Juli Tahun 2004 adalah awal didirikan Pondok Pesantren Al-Kamil yang berlokasi di...
Pesantren adalah institusi pendidikan keagamaan yang sangat unik dan indigenius, khas Indonesia. Telah beratus tahun lahir, tetapi ia masih eksis sampai hari ini, dan masih diminati oleh masyarakat.
Pesantren Tebuireng akan mengadakan Festival Pesantren Tebuireng 2024 pada Rabu sampai Sabtu 1-4 Mei 2024 di Pesantren Tebuireng, Jombang. Acara ini menjadi momen bersejarah yang dinantikan oleh para santri dan alumni dari berbagai penjuru Tanah Air.
Mustasyar Yayasan Islam Al-Hamidiyah, Dr. (H.C.) H. Lukman Hakim Saifuddin menuturkan dalam sambutannya, bahwa haul merupakan peringatan atas wafatnya sosok yang hebat dan kharismatik.
Selasa pagi (9/12/2024) Pesantren Al-Hikam Depok menyelenggarakan Khotmul Qur'an sebagai bentuk tasyakuran harlah pesantren yang ke-13. Acara tersebut diadakan di maqbarah Almarhum Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi, pendiri pesantren.
Silaturrahmi Bani Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kyai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai pulau Garam Madura.
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Demikianlah sebuah pribahasa yang sepertinya tepat menggambarkan sosok kharismatik KH. Achmad Sjaichu,” ujar Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya sebagai Keynote Speaker.