Jumat, 26 Juli 2024 Pesantren Nihayatul Amal Purwasari, Karawang, Jawa Barat ponpes_nihayatul_amal
Senin, 22 Juli 2024 Pondok Pesantren Nurul Huda didirikan oleh KH. Nurhadi CH pada tahun 2006. Pondok Pesantren Nurul...
Jumat, 19 Juli 2024 Pondok Pesantren Miftahul Jannah, beralamat di Jalan Raya Sekampung Dusun II 56, Desa Sumbergede,...
Kamis, 4 Juli 2024 Pondok Pesantren Al Mukhtar yang terletak di desa Penggalang Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap...
Kamis, 4 Juli 2024 Pesantren Ar-Rois Cendekia yang berada di Jalan Gondoriyo RT 01 RW 02 Wates Kec. Ngaliyan Kota...
Rabu, 3 Juli 2024 Berawal dari semangat untuk terus berkhidmah melayani umat, Yayasan Pendidikan Islam...
Jumat, 28 Juni 2024 Pondok Pesantren Ar-Rahman berdiri tepatnya pada tanggal 25 Juni 1995 dengan dilaksanakan peletakan...
Rabu, 26 Juni 2024 Pondok Pesantren Darul Falah dirintis awal pada pertengahan tahun 2005 yang dipimpin oleh Kyai...
Pesantren Tebuireng akan mengadakan Festival Pesantren Tebuireng 2024 pada Rabu sampai Sabtu 1-4 Mei 2024 di Pesantren Tebuireng, Jombang. Acara ini menjadi momen bersejarah yang dinantikan oleh para santri dan alumni dari berbagai penjuru Tanah Air.
Mustasyar Yayasan Islam Al-Hamidiyah, Dr. (H.C.) H. Lukman Hakim Saifuddin menuturkan dalam sambutannya, bahwa haul merupakan peringatan atas wafatnya sosok yang hebat dan kharismatik.
Selasa pagi (9/12/2024) Pesantren Al-Hikam Depok menyelenggarakan Khotmul Qur'an sebagai bentuk tasyakuran harlah pesantren yang ke-13. Acara tersebut diadakan di maqbarah Almarhum Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi, pendiri pesantren.
Pesantren adalah institusi pendidikan keagamaan yang sangat unik dan indigenius, khas Indonesia. Telah beratus tahun lahir, tetapi ia masih eksis sampai hari ini, dan masih diminati oleh masyarakat.
Silaturrahmi Bani Hadu dan Bani Ruham ini merupakan momentum penting tersambungnya silsilah para kyai, nyai dan pesantren besar di Jawa Timur, mulai dari Banyuwangi sampai pulau Garam Madura.
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Demikianlah sebuah pribahasa yang sepertinya tepat menggambarkan sosok kharismatik KH. Achmad Sjaichu,” ujar Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya sebagai Keynote Speaker.